Nuklir kini menjadi perdebatan panjang semua orang. Pro dan kontra tentang nuklir sudah merabah ke anak-anak usia sekolah, banyak bermunculan pendapat tentang nuklir. Nah, di sini saya mengambil sebuah kenyataan tentang nuklir. Percaya atau tidak, tapi ini adalah bukti nyatanya.
Jika
kita berasumsi secara bebas dengan sebuah pertanyaan; jumlah korban mana yang
paling banyak diantara jumlah orang yang meninggal karena radiasi nuklir dengan
orang yang meninggal karena merokok?. Seandainya anda pakar kesehatan, tentu
anda akan menjawab secara meyakinkan bahwa orang yang meninggal karena merokok,
lebih banyak jumlahnya. Dan itu fakta. Tetapi dikarenakan media-media informasi
seperti TV, surat kabar, ataupun internet, lebih banyak menyuguhkan negatifnya
nuklir, sehingga sering mempengaruhi opini publik.
Anda
bayangkan saja, jika anda disuguhkan suatu berita tentang peristiwa Hiroshima
dan Nagasaki ataupun peristiwa Tragedi Chernobyl yang merengut nyawa ribuan
orang sekaligus. Tentu anda akan menyatakan nuklir sangat berbahaya dan
berasumsi jumlah korban nukilr lebih banyak karena korbannya secara massal. Hal
ini jauh berbeda dengan korban merokok, tentu kita tidak pernah mendengar
adanya korban massal akibat keracunan asap rokok. Yang ada korban akibat
merokok berjatuhan disekitar kita, yang terkadang tidak kita sadari.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) diperkirakan 4,9 juta orang
meninggal dunia tiap tahunnya. Umumnya vonis akhir secara kesehatan bagi korban
merokok ini adalah karena mengidap penyakit kanker.
Deskripsi
diatas adalah salah satu contoh bahwa radiasi alam lebih berbahaya dari radiasi
nuklir? kok bisa? Sebenarnya tanpa disadari oleh para perokok, bahwa selama
mereka merokok, mereka telah terpapar radiasi salah satu gas radioaktif alam
yaitu gas radon yang terdapat dalam daun tembakau. Radioaktif alam ini berasal
dari pupuk fospat (P) yang dipupukkan pada daun tembakau sehingga gas radon
terakumulasi di dalam tembakau. Sehingga perokok akan mudah terkena kanker
paru-paru karena radiasi dari gas radon tersebut dapat masuk ke dalam
paru-paru.
Secara
umum gas radon ini lebih banyak terserap oleh para penambang bahan galian,
karena pekerja tambang secara langsung menghirup gas radon secara berlebihan.
Menurut perkiraan resiko kematian akibat gas radon mencapai 0,005%. Di Amerika
Serikat misalnya dari sekitar 200 juta penduduknya diperkirakan ada 10-20 ribu
orang meninggal karena menghirup gas radon.
Di
Indonesia sendiri diketahui beberapa bahan bangunan seperti asbes dan gypsum
yang banyak digunakan sebagai atap, semen, dan lain sebagainya mengandung bahan
radioaktif. Di Swedia yang beriklim dingin sehingga rumah-rumah dibuat dari
tembok yang tebal dengan ventilasi yang sedikit. Karena itu penumpukkan gas radon
dalam rumah menjadi berlebih sehingga ada beberapa rumah yang mengandung unsur
radiokatif alam seperti U238, Th232, dan K40
di atas batas kewajaran. Kadar gas radon dalam rumah tersebut mencapai 260 Bq/m3
udara, padahal kadar wajar di udara adalah 10 Bq/m3.
Selain
radiasi gas radon, beberapa radiasi alam yang lain adalah radiasi kosmik dan sinar UV
dari lampu neon. Bila dibandingkan dengan radiasi alam ini, bahaya radiasi
nuklir jauh lebih kecil dari radiasi alam yang secara wajar kita terima. Hal
ini dikarenakan intensitas kita terpapar oleh radiasi alam hampir setiap hari
sedangkan radiasi nuklir hanya terjadi apabila terjadi kebocoran reaktor.
Tetapi dengan kemajuan teknologi kemungkinan kebocoran itu sangat kecil karena
telah dibuatnya keselamatan reaktor yang berlipat-lipat. Selain itu pula,
radiasi nuklir buatan diuntungkan dengan waktu paruh dari sumber radiasi yang
singkat, diantaranya Ce137, Co60, Xe, dan I131.
Radiasi buatan ini mempunyai waktu paruh yang pendek dan zat radiokatif ini
dapat dinyatakan habis jika telah 10 kali waktu paruhnya. Semisal waktu paruh
dari I131 adalah 8 hari, jadi apabila terjadi kebocoran reaktor,
maka reaksi yodium ini akan habis dalam waktu 80 hari.
Efek
Radiasi
Efek
radiasi secara umum bagi tubuh manusia dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:
1.
Efek
Stokastik
Efek
stokastik yaitu efek radiasi yang kemunculannya pada individu tidak bisa
dipastikan dengan faktor 10-5 (dari 100.000 orang diperkirakan yang
terkena hanya 1 orang). Efek dari radiasi ini dikatakan stokastik jika radiasi
yang terserap oleh tubuh dalam dosis rendah yaitu 0,25-1.000 mSv. Misalnya saja
pada alat diagnosa gondok, penerimaan radiasi rendah ini diperbolehkan bukan
hanya karena aman namun justru menguntungkan.
2.
Efek
Deterministik
Efek
deterministik yaitu efek radiasi yang pasti muncul bila jaringan tubuh terkena
paparan radiasi pengionan. Efek determiristik dapat terjadi bila dosis radiasi
yang diterima telah lebih dari ambang batas seharusnya yaitu dibawah 3.000 mSv.
Bila radiasi yang diterima diantara 3.000-6.000 mSv maka akan menyebabkan kulit
memerah atau kerontokan rambut. 6.000-12.000 mSv akan menyebabkan perasaan
mual, nafsu makan berkurang, lesu, lemah, demam, keringat yang berlebihan
hingga menyebabkan shock
yang beberapa saat akan timbul keluhan yang lebih parah yaitu nyeri perut,
rambut rontok, bahkan kematian.
Tetapi
kemungkinan efek deterministik ini sangat kecil mengenai kita, dikarenakan
berdasarkan survei lembaga penelitian yang menangani nuklir, radiasi nuklir
hanya sebesar 0.08 mSv.
Untuk
pekerja di reaktor nuklir untuk menangai efek radiasi ini agar tidak sampai ke
tubuh individu, terdapat tiga dasar proteksi radiasi (keselamatan radiasi).
Yaitu pengaturan waktu kerja dengan radiasi, pengaturan jarak dengan sumber
radiasi, dan penggunaan bahan pelindung radiasi. Semakin pendek waktu yang
digunakan untuk berada di medan radiasi, semakin jauh dari radiasi dan semakin
tebal bahan pelindung, akan memperkecil dosis radiasi yang diterima.
Penutup
Dari
penjelasan di atas, dapatlah kita ketahui bahwa nuklir bukanlah momok yang
mengerikan bagi kita. Berbagai hal yang kita takutkan ternyata tidak seseram
yang dibayangkan. Bahkan dapat dikatakan bahwa teknologi nuklir adalah
teknologi ramah lingkungan dan berbagai manfaat dapat kita peroleh dari nuklir
ini. Di sini pemerintah dan masyarakat harus mencoba untuk memahami nuklir
secara lebih lagi. Karena boleh jadi, perbedaan persepsi dan pertentangan opini
tentang pengembangan nuklir di Indonesia, yang selama ini terjadi, boleh jadi
dikarenakan karena kita tidak tahu dan terlalu trauma dengan tragedi nuklir
masa lalu.
Sumber : http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/radiasi-nuklir-ternyata-lebih-ramah-dibanding-radiasi-alam/
Camry Mobil Hybrid Terbaik Indonesia makin laris manis dan digemari oleh pecinta mobil sedan yang inginkan performa handal, keamanan dan kenyamanan serta kemewahan saa berkendara. Toyota All New Camry Hybrid 2.5 V terbaik dibanding sekelas lainnya.
BalasHapusIsu penghematan dan juga pemanasan global terjawab oleh Toyota dengan Camry Mobil Hybrid Terbaik Indonesia. Selain irit dan juga ramah lingkungan, aspek performa, keamanan dan kenyamanan serta kemewahan tidak dilupakan oleh pabrikan Toyota.
Bukti Toyota All new Camry dengan Mobil Hybridnya sangat disukai adalah telah penjualan 3.5 juta unit sejak mulai diluncurkan pada hingga tahun 2011. Luar biasa untuk situasi ekonomi global saat itu. Toyota telah berhasil meraih minat pasar di dunia dengan mobil hybridnya.
Untuk Indonesia sendiri, Camry telah mendapat tempat terbaik, terutama oleh kalangan pimpinan pemerintahan, eksekutif dan penggemar mobil mewah dengan tingkat performa, keamanan dan kenyamanan maksimal. Camry Hybrid tentunya akan menjadi yang terbaik dibanding mobil sekelas lainnya. Apakah benar Camry Mobil Hybrid Terbaik Indonesia?